Kesejukan Alami di Taman Wisata Alam Bantimurung

Sabtu, 17 Desember 2011

SENANG dengan suasana alam yang asri? Taman Wisata Alam Bantimurung menjadi pilihan berwisata yang tepat. Selama ini, Bantimurung menjadi objek andalan pariwisata Kabupaten Maros yang dipadati pengunjung di akhir pekan.


Bantimurung termasuk objek wisata yang mudah dijangkau. Dengan angkutan umum, ditempuh sekitar 3 jam. Dengan kendaraan pribadi, waktu tempuhnya hanya sekitar 2 jam. Jaraknya dari Kota Makassar, ibukota propinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) sekitar 30 kilometer, namun dari Bandara Sultan Hasanuddin, sekitar 20 kilometer. Bahkan dari Turikale, ibukota Kabupaten Maros, berjarak kurang lebih 10 kilometer.

Saat memasuki kawasan wisata yang menawarkan permandian alam ini, pengunjung disambut dengan pintu unik berbentuk kupu-kupu dengan ukuran besar. Gerbang kupu-kupu ini berwarna hitam dengan garis hijau di kiri-kanannya, ini adalah motif spesies endemik Bantimurung, papilio blumei. Di belakang gerbang kupu-kupu terdapat patung monyet putih berukuran raksaksa sebagai penanda kalau kawasan hutan di area wisata ini dulunya dihuni kera khas berbulu putih.

Setelah melewati gerbang utama ini, pengunjung akan tiba pada area parkir, loket dan pintu masuk. Tarif masuk kawasan wisata ini relatif murah, hanya Rp 10.000 untuk pengunjung dewasa, Rp 5.000 untuk pengunjung anak-anak dan Rp 20.000 untuk wisatawan manca negara. Harga karcis masuk ini jauh lebih murah jika dibandingkan dengan karcis masuk taman rekreasi sejenis.


Di dalam kawasan, pengunjung dapat menikmati air terjun yang sumber airnya berasal dari bukit yang tertutup rapat dengan pepohonan. Air yang langsung keluar dari sumber alam tersebut mengalir di antara bebatuan hitam, warna hitam dari bebatuan nampak kontras dengan air yang mengalir bening memutih. Kesejukan air dapat dimanfaatkan pengunjung untuk berendam dan berenang, apalagi tersedia dua kolam permandian.

Pengunjung juga dapat menikmati aksi berbagai jenis kupu-kupu, baik yang hidup di alam bebas maupun yang hidup dalam penangkaran. Selain itu, beragam jenis dan spesies kupu-kupu khas dan endemik dapat dinikmati di dalam museum kupu-kupu.

Kawasan ini memang dikenal sebagai habitat berbagai jenis spesies kupu-kupu langka. Bahkan Alfred Russel Wallacea, naturalis asal Inggris, menjuluki tempat ini “Kingdom of Butterfly”. Selama setahun (1856-1857), Wallacea pernah tinggal dan meneliti kupu-kupu di tempat ini.

Selain kupu-kupu, di kawasan ini juga terdapat ikan Beseng-beseng (Latin; Marosatherina Jadigesi) atau dalam bahasa Inggris disebut Celebes Rainbowfish. Ikan yang mencapai ukuran panjang 55.4 mm, juga ditemukan di sungai sungai Patunuang.


Keunikan lain kawasan wisata ini adalah terdapatnya gua-gua alam, diantaranya gua Mimpi dan gua Batu. Gua Mimpi terletak di sisi kanan sungai yang menjadi aliran air dari air terjun, sedangkan gua Batu terletak di atas air terjun. Keindahan gua terletak pada stalaktit dan stalakmit yang terbentuk dari tetesan air yang membantu. Jika disorot dengan senter, stalaktit dan stalakmit ini akan memancarkan cahaya karena bercampur dengan batu kristal.

Untuk pengunjung yang beragama Islam, di dalam kawasan wisata ini disiapkan Mushalla. Dengan desain yang unik, terbuat dari struktur beton menyerupai akar pohon dan jamur raksaksa dengan warna alami yang ditumbuhi lumut, bentuknya menyatu dengan alam.

Ciri khas lain Bantimurung adalah deretan kios cenderamata dan pedagang kaki lima yang menawarkan berbagai macam souvenir khas. Cendramata yang paling banyak dijajakan adalah kupu-kupu awetan yang dipajang dalam pigura kaca. Kupu-kupu ini merupakan spesies khas hasil perburuan dari kawasan wisata alam ini.


Hiasan kupu-kupu ini tidak akan mengganggu keberadaan kupu-kupu, mengingat siklus hidup kupu-kupu yang memang hanya sekitar 28 hari. Untuk harga, pigura kupu-kupu ini pun murah, berkisar Rp50 ribu sampai Rp400 ribu tergantung besarnya bingkai serta jumlah dan jenis kupu-kupu koleksinya.

Cenderamata lain yang dijajakan adalah kaos, topi, tas dan sebagainya yang juga dilengkapi gambar bermotif kupu-kupu sesuai ciri Bantimurung. Untuk harga kaos dengan motif ilustrasi atau gambar kupu-kupu dijual dengan harga Rp35 ribu untuk kaos anak-anak dan Rp50 ribu untuk kaos dewasa.

Bagi pengunjung yang tidak membawa bekal, jangan kuatir. Sebab di area parkir, sekitar loket dan sebelum pintu masuk tersedia pusat jajanan. Berbagai jenis makanan khas Bugis-Makassar dijajakan di sini, antara lain ikan bakar dan Coto Makassar. Ada juga kios-kios yang yang menawarkan jagung bakar, jagung rebus, keripik ubi, keripik pisang dan sebagainya.

[Referensi: Bantimurung Objek Wisata Terbaik di Sulawesi Selatan. Foto: Ilham Haimsyah dan Syahril Boby Arief]

0 komentar:

Posting Komentar

 
IHSYAH | BLOGSPOTISME | CELEBESPHOTO