LEANG (Gua) Pute adalah gua vertikal yang tercatat memegang rekor gua terdalam di Indonesia, kedalamannya sekitar 260-270 meter. Gua ini bersifat single pitch, diameter mulut guanya atau entrance-nya kira-kira seluas 60-80 meter. Pintu masuk gua terletak di Dusun Pattiro, Desa Labuaja namun jalur guanya lebih banyak berada dalam wilayah Desa Wisata Samangki, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
Kawasan Samangki di Maros memang terkenal dengan kawasan karst, yaitu kawasan dengan batuan kapur yang sangat luas.
Ada dua jalur yang dapat digunakan untuk menuruni lubang ini, yaitu; long pitch dan melalui lubang Dinosaurus yang merupakan teras gua. Perjalanan menyusuri Gua Leang Pute dimulai dari Desa Pattiro, tempat camp terdekat dari mulut gua.
Perjalanan ditempuh dengan berjalan kaki dengan menyusuri setapak demi setapak jalan sampai area persawahan. Untuk para petualang ekstrem, gua Leang Pute adalah tempat yang sangat menarik untuk dieksplor, simak saja pengalaman seorang mahasiswa pecinta alam ini:
Wow..! Itu kata pertama yang saya ucapkan ketika menolehkan kepala ke bawah dasar gua dari pinggiran mulut gua. Sempat terlintas bayangan yang mengerikan pada saat itu, karena ini pengalaman yang pertama kalinya saya memasuki gua yang begitu dalam.
Apalagi saat saya memasang alat (rack) untuk menuruni gua ini, jantung langsung berdebar kencang karena tali ini begitu berat untuk di pasangkan ke alat yang saya pergunakan. Namun dengan perlahan akhirnya saya menuruni gua ini dengan penuh kecemasan sambil menoleh ke atas dan kebawah berharap tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Untuk menghilangkan perasaan takut, saya terus menerus memotivasi diri dengan mencoba meyakinkan diri bahwa saya bisa menjejaki kaki di dasar gua ini. Saat menuruni, saya mencoba menikmati pemandangan dengan mengamati sekitar dinding gua yang memiliki bermacam bentuk ornamentnya, ada yang seperti tangan, kepala dan bentuk lainnya yang sifatnya abstrak .
Sekitar lebih dari 1 jam bergelantungan di seutas tali akhirnya saya menapaki kaki di dasar gua Leang Pute, rasa bangga dan senang pun menyelimuti diri, pepohonan yang tadinya kecil sekali bila di lihat dari atas ternyata lumayan besar juga setelah saya melihat langsung.
Dasar gua ini hampir seluas stadion bola yang memiliki dasar yang berkontur karna rekahan-rekahan bebatuan Pada waktu mengelilingi dasar gua, saya menemukan berbagai macam hewan seperti ular, laba-laba, kaki seribu yang besar, katak dan lainnya. Saya tak menyangka betapa dahsyatnya alam ini, ternyata di dalam gua yang dalam ini bamyak terdapat mahkluk hidup.
Setelah satu malam berada di dasar gua akhirnya saatnya untuk kembali ke atas dengan mempergunakan alat yang saya bawa. Waktu itu masih siang hari, saya menaiki gua Leang Pute tak perlu memakai alat bantu pencahayaan seperti senter, karena sinar matahari menembus ke dalam gua. Sangat indah pemandang dinding gua itu, terlihat gemerlap oleh cahaya matahari.
Perlahan-lahan saya menaiki tali sambil memandang kagum ke sekitar gua. Sesekali saya istirahat sambil meminum jus untuk memulihkan tenaga. Ternyata cukup melelahkan menaiki gua vertical ini. Sekitar hampir dua jam barulah sampai pada bibir gua. Bagi saya, ini adalah salah satu pengalaman yang sangat seru dan tak pernah bisa terlupakan seumur hidup.
[Referensi: Himpala Unas, Tegangnya Bergelantungan di Gua Leang Pute, 2010. Foto: Himpala Unas dan slide Dr Yayuk R. Suhardjono, TN Babul]
0 komentar:
Posting Komentar