SAYA menemani Dr Budi Bramantyo (Ketua Program Studi Teknik Geologi ITB Bandung), juga dosen mata kuliah Geo Wisata di ITB, Minggu dan Senin (14 dan 15/4/2013) lalu.
Kedatangan beliau selain untuk menyaksikan langsung keindahan karst di kawasan Rammang-rammang Maros, juga untuk menemani Ira Prayuni, mahasiswi di program Magister Arsitecture Landscape ITB yang sedang melakukan observasi lapangan sebagai bahan penyusunan tesisnya yang bertopik; 'Perancangan Geo Wisata Rammang-rammang Dengan Pendekatan Visual'.
Kami bertemu di dermaga Rammang-rammang dan memulai penelusuran di kawasan Taman Batu di Kampung Bonto Puru'. Di tempat ini kami menelusuri jalur track di antara batuan yang terpisah, pematang sawah dan empang masyarakat, sesekali mereka memberi penjelasan tentang nama ataupun istilah geologi batu yang kami saksikan.
Perjalanan kemudian kami lanjutkan memakai perahu menyusuri Sungai Pute menuju Taman Bidadari. Kami menelusuri rimbunnya semak, jalur track yang naik turun bukit untuk tiba di Taman Bidadari. Setelah beberapa saat di tempat ini, kami melanjutkan perjalan menuju Kampung Berua.
Kampung Berua adalah sebuah kampung yang terletak di tengah gugusan tower karst, tempat ini seperti sebuah benteng kokoh. Setelah beristirahat sejenak, kami kemudian berkeliling kampung untuk menyaksikan panorama alam dan memotret. Setelah puas berkeliling, kami menuju homestay milik penduduk setempat, Dg Beta.
Kami disuguhi makan malam yang luar biasa, ikan bandeng dan sayuran segar. Setelah makan malam, kami pun berbincang di serambi rumah membahas hasil perjalan kami seharian.
Pak Budi yang telah menerbitkan buku berjudul; 'Wisata Bumi Cekungan Bandung', mulai bercerita bahwa ada beberapa tempat di Indonesia yang memiliki gugusan karst tapi karst di kawasan ini telah memberinya sesuatu yang lain, sangat spesifik dan menarik. Ia kemudian terlibat diskusi yang sangat menarik Bersama Ibu Ira.
Mereka membahas banyak hal sampai berkesimpulan bahwa tempat ini sangat layak untuk dijadikan Kawasan Wisata Geo Park. Geo wisata adalah kawasan wisata yang memanfaatkan sejumlah aspek Geologi/batuan sebagai sarana wisata. Lebih lanjut pak Budi menjelaskan bahwa kawasan ini juga sangat layak untuk diusulkan menjadi bagian dari program Global GeoPark Network (GNN) UNESCO.
*Syahril Boby, pelaku pariwisata Maros*
0 komentar:
Posting Komentar