Strategi Pengembangan dan Promosi Desa Wisata

Minggu, 08 April 2012

SAAT ini, pengembangan pariwisata berbasis desa wisata menjadi salah satu upaya pemerintah untuk lebih meningkatkan kunjungan wisatawan ke Indonesia. Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bahkan semakin serius mengembangkan pariwisata berbasis desa wisata ini.

Salah satu indikasinya adalah Kemenparekraf pada 2011, sudah mengembangkan 569 desa menjadi desa wisata. Kemenparekraf juga menargetkan sebanyak 960 desa untuk dikembangkan menjadi desa wisata pada tahun 2012 ini. Jumlah ini bahkan akan terus ditingkatkan hingga mencapai sekitar 2.000 desa pada tahun 2014.

Pengembangan desa wisata ini dilakukan melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pariwisata sejak 2009 lalu dan akan tetap dioptimalkan hingga 2014.

Bagi Kemenparekraf, pengembangan desa wisata mampu memberikan dampak pemerataan pembangunan hingga tingkat desa dan mengangkat tingkat perekonomian masyarakat. Oleh karena itu, pengembangan desa wisata ini bertujuan melibatkan masyarakat dalam pengembangan kepariwisataan, artinya masyarakat dengan kebudayaan yang dimiliki tidak hanya menjadi obyek pariwisata, namun juga pelaku pariwisata.

Prinsip dasar pengembangan desa wisata adalah pengembangan fasilitas-fasilitas wisata dalam skala kecil beserta pelayanan di dalam atau dekat dengan desa. Selain itu, pengembangan desa wisata ini juga sejalan dengan paradigma baru pariwisata, yakni pariwisata milik rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.

Dalam paradigma ini, rakyat merupakan penggerak dan penentu pokok kegiatan kepariwisataan. Karena rakyat hakekatnya memiliki nilai-nilai budaya atau tradisi yang luhur dan harta kekayaan yang tak ternilai yaitu: gotong royong, ramah, alam lingkungan yang indah, seni tradisi atau budaya, dan lain-lain yang kesemua itu menjadi modal dan aset pariwisata.


Beberapa kegiatan yang dapat menjadikan sebuah desa sebagai desa wisata adalah, kerajinan, seni budaya, pertanian, peninggalan sejarah, juga keindahan alam lingkungan.

Pengembangan desa wisata ini, memungkinkan warga mempererat tali silaturahmi dan rasa persatuan nasional. Memperoleh pemasukan uang dari penginapan, jual makanan dan minuman. Pemasukan seperti jasa binatu, sewa kendaraan, penjualan sayur-sayuran, cinderamata dan lain-lain. Warga juga mampu saling interaksi dengan tamu sehingga dapat terjadi ransfer pengetahuan dan promosi desa.

Salah satu desa wisata di Sulawesi Selatan yang saat ini sedang dikembangkan adalah Desa Wisata Samangki yang terlatak di Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros. Melalui PNPM Pariwisata, desa ini menjadi desa wisata berbasis nuasan alam karena desa berpenduduk 4.862 jiwa (2010) ini memiliki potensi wisata alam yang beragam nan menabjubkan.

Sebagian besar wilayah Desa Wisata Samangki termasuk dalam kawasan hutan negara dan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Wilayah ini meliputi Taman Wisata Alam Bantimurung, kawasan wisata petualangan Pattunuang, kawasan cagar alam Karaenta dan wahana wisata Maros Waterpark. Sehingga desa ini memiliki banyak gua alami.


Selain keunggulan dan daya tarik wisata yang terdapat langsung dalam wilayah Desa Wisata Samangki ini, di sekitar desa ini juga terdapat sejumlah daya tarik wisata pendukung, sebut saja; kawasan kelelawar dan seni-budaya Je'ne Taesa yang selama ini dikenal sebagai pemukiman ribuan kelelawar yang bertengger di sekitar pemukiman warga yang dijaga oleh warga juga. Desa Je'ne Taesa ini juga terkenal sebagai pusat pelestarian seni-budaya tradisional, salah satu objek wisata yang tak kalah menariknya untuk dikunjungi. Letak kawasan hanya sekitar 5 kilometer dari Desa Wisata Samangki.

Ada juga Taman Prasejarah di Leang-Leang, kawasan gua dengan banyak peninggalan arkeologis yang unik. Di sini ditemukan gambar prasejarah (rock painting). Ada gambar babi rusa yang sedang meloncat yang di bagian dadanya tertancap mata anak panah, serta gambar telapak tangan wanita dengan cat warna merah. Gambar prasejarah tersebut sudah berumur sekitar 5000 tahun. Diduga gua ini telah dihuni sekitar tahun  8000 - 3000 sebelum Masehi. Kawasan ini terletak di Kelurahan Kalabirang Maros, sekitar 7 kilometer dari Desa Wisata Samangki.

Serta gugusan kars Rammang-rammang dengan bentang alam yang sebagian besar merupakan kawasan karst berbentuk menara. Tower-tower karst yang menjulang tinggi merupakan suatu bentang alam yang begitu unik dan indah. Hutan batu yang merupakan world heritage ini terbentuk dari pelarutan batu gamping yang terjadi ribuan tahun lalu. Kawasan ini terletak di Desa Salenrang Maros, sekitar 10 kilometer dari Desa Wisata Samangki.


Daya tarik dan objek wisata ini saling terkait dengan program pengembangan pariwisata Kabupaten Maros. Sehingga secara umum sebagai salah satu desa yang berada di Maros, Desa Wisata Samangki tentu memilki potensi untuk terus maju dan berkembang. Menyadari hal itu, tak salah jika kemudian manajemen Desa Wisata Samangki melakukan promosi online dengan membuat website www.desawisatasamangki.com ini, cara ini menjadi salah satu strategi pengembangan dan promosi desa wisata ini dalam manarik minat calon wisatawan untuk berkunjung.

Langkah ini dilatari oleh perkembangan pengguna internet di dunia yang terus meningkat. Hingga tahun 2012 ini, jumlah pengguna internet diperkirakan akan mengalami peningkatan 3,1%. Angka ini setara dengan 75.6% dari populasi penduduk dunia. Selama lima tahun terakhir, terjadi kenaikan pengguna internet sebesar 121 persen. Sebanyak 2/3 dari seluruh pengguna internet akan menggunakan jejaring sosial.

Sedangkan perdagangan online di tahun 2012 diperkirakan mencapai 154,6 juta atau mengalami peningkatan 4,4% dibanding 2011. Di bidang e-commerce, sebanyak 26% pengguna internet akan menghabiskan waktunya untuk melakukan reservasi perjalanan dan wisata, membeli peranti elektronik (27%), membeli tiket pesawat (32%), dan membeli pakaian (36%). Data pengguna internet tersebut, menggambarkan bagaiman prospek promosi wisata melalui media online sangat besar. Data tersebut juga memberikan simulasi sederhana terhadap langkah terbaik yang bisa diambil dari pemanfaatan media online.

Bahkan dalam menyiarkan informasi secara online, Kemenparekraf juga memanfaatkan jejaring sosial dan sosial media dalam meningkatkan promosi wisata untuk menyasar segmen-segmen yang potensial. Bagi Kemenparekraf, promosi wisata melalui jejaring sosial seperti twitter, facebook, dan blog sangat efektif untuk menjaring segmen pengguna internet aktif yang umumnya berasal dari kalangan generasi muda yang "melek" IT.

Selain itu daya jangkau promosi secara online lebih luas ketimbang promosi wisata secara konvensional. Promosi wisata secara online juga memiliki efek yang kuat. Melalui promosi online, pariwisata Indonesia semakin dikenal di dunia sehingga kunjungan wisatawan ke Indonesia semakin meningkat. 

Karenanya, kehadiran Desa Wisata Samangki di ranah virtual ini diharapkan mampu memperkaya informasi seputar keragaman potensi pariwisata yang dimiliki Sulsel sebagai bagian dari program Visit South Sulawesi 2012. Sehingga ke depan, kegiatan promosi pariwisata sebagai salah satu langkah pengembangan potensi dan objek wisata yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Sulsel diharapkan ikut memperkenalkan website ini.

Lets come to South Sulawesi, Lets Come to Samangki!



Artikel Strategi Pengembangan dan Promosi Desa Wisata Melalui Website ini dibuat untuk mengikuti
Lomba Konten Blog bertema: "Strategi Pengembangan dan Promosi Wisata Sulawesi Selatan"
dalam mendukung "Visit South Sulawesi 2012."


Daftar bacaan:
  • Langkah dan Strategi Pengembangan Desa Wisata; http://deandanecro.wordpress.com/2009/12/23/langkah-dan-strategi-pengembangan-desa-wisata, 2009.
  • 960 Desa Wisata pada Tahun 2012; http://travel.kompas.com/read/2011/11/07/17593283/960.Desa.Wisata.pada.Tahun.2012, 2011.
  • Promosi Wisata Manfaatkan Jejaring Komunikasi Bidik Segmen Potensial; http://www.surabayapagi.com/index.php?3b1ca0a43b79bdfd9f9305b81298296230f652c3ab121964bf5d0ab086c27879, 2011.
  • 3 Langkah Pengembangan Potensi Wisata Sulawesi Selatan; http://www.surgamakalah.com/2012/04/3-langkah-pengembangan-wisata-sulsel.html, 2012.

0 komentar:

Posting Komentar

 
IHSYAH | BLOGSPOTISME | CELEBESPHOTO